Cargotecture merupakan istilah arsitektur hibrida untuk menggambarkan suatu bangunan yang sebagian maupun keseluruhannya dibuat dari kontainer pengiriman barang. Membangun rumah atau bangunan dari kontainer memiliki beberapa keuntungan seperti menghemat waktu dan bentuk modular bangunan yang seragam. Fakta menunjukan bahwa sekitar dua juta kontainer pengiriman yang sudah tidak dipakai lagi akhirnya menganggur dan terbuang sia-sia. Di tangan kreatif para arsitek, kontainer tersebut menjadi wadah yang sempurna untuk berbagai macam bentuk fungsi bangunan. 

Pasangan muda Gabriela Calvo dan Marco Peralta memimpikan tinggal di sebuah hunian fantastik di luar kota San Jose, dimana mereka bisa menikmati pemandangan alam yang luas dan naik kuda kesayangannya. Mereka memiliki ide yang sangat berani untuk mewujudkan rumah yang lebih murah dengan mengeksplorasi kontainer pengiriman barang. Dengan bentuk kontainer yang tertutup dan pengap maka ada dua hal yang menjadi permasalahan penting yaitu pencahayaan dan penghawaan.

Kontainer memiliki bentuk yang masif tertutup sehingga diperlukan bukaan-bukaan untuk meneruskan sinar matahari ke dalam ruangan. Bangunan ini memiliki dua bukaan utama masing-masing terletak pada bagian ujung yang mengarah pada sinar matahari terbit dan terbenam. 

Peti kemas ukuran 45 kaki yang ada di pasaran memiliki dimensi modular panjang 13,7 meter, lebar 2,4 meter dan tinggi 2,8 meter. Untuk membuat rumah yang lega dan nyaman maka digunakanlah dua buah kontainer yang diletakkan secara berdampingan. Diantara dua buah kontainer diberi jarak sehingga mampu menciptakan tambahan ruangan yang lebih lega secara keseluruhan. Atap diantara dua kontainer kemudian didesain menjadi ventilasi yang dapat menambah pencahayaan alami dan memperlancar sirkulasi udara.

Bukaan di sisi timur merupakan bagian depan dari rumah ini. Di sisi timur terdapat ruang tamu/keluarga dan kamar tidur. 

Bentuk jendela minimalis tanpa banyak ornamen dan terlihat menyatu dengan desain kontainer secara keseluruhan.

Interior ruangan terlihat sempurna dengan finishing lantai kayu dan plafond yang minimalis. Mungkin anda tidak menyangka kalau sebelumnya ruangan ini merupakan bagian dalam sebuah peti kemas.

Celah diantara dua kontainer selebar kurang lebih 1,5 meter ternyata mampu menambah luasan bangunan. Sisi-sisi bagian dalam kontainer yang berdekatan dihilangkan sehingga menciptakan area yang luas untuk sirkulasi gerak bagi penghuni yang lebih nyaman.   

Di sisi ujung sebelah barat menampilkan panorama yang berbeda. Dengan curahan sinar matahari terbenam yang lebih hangat di sisi ini terdapat kamar tidur utama dan juga kamar mandi. 

Kamar mandi didesain dengan bukaan yang  cukup lebar sehingga mampu menampilkan panorama keindahan di luar ruangan. Warna putih memberi kesan bersih dan modern.

Bangunan dengan memamfaatkan kontainer bekas seperti ini bisa disebut sebagai bagian dari green architecture. Karena memanfaatkan limbah dari peti kemas yang tidak terpakai sehingga lebih seperti daur ulang barang. Bangunan juga tidak didirikan langsung diatas tanah akan tetapi menggunakan pondasi setempat berupa kolom-kolom beton sebagai penyangga kontainer atau bangunan. Air hujan tidak terhambat dan dapat meresap masuk ke bawah kolong bangunan. (openbuildings)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *